Nama : Yunita Ardah Ritonga
Npm : 0816021013
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Matkul : Civil Society
RESUME
“Pramudya
Anantatur”
Di dalam Novel karangan
Pramudya, dia menceritakan sebuah kisah Minke yang ingin bebas dan tidak
terikat oleh apapun. Minke adalah anak seorang bangsawan Jawa yang sedang
menempuh pendidikan di H.B.S. sebuah sekolah terkenal yang mayoritas
murid-muridnya adalah orang kulit putih totok dan indo. Sebagai seorang
pribumi, prestasi Minke di H.B.S. cukup membanggakan, bahkan menjadi juara umum
cabang Surabaya.
Minke
mempunyai musuh yang bernama Pangemanan, yaitu seorang mantan Komisaris Polisi. Pangemanann
tiba-tiba ‘dipensiundinikan’ dari jabatannya sebagai seorang anggota besar
polisi dan ditarik oleh Gubermen menjadi tenaga ahli politik dalam ‘keluarga’
Algemeene Secretarie. Tugas utamanya adalah memata-matai pergerakan organisasi
pribumi dan membuat semacam perintah diam-diam untuk menumbangkan siapa dan apa
saja yang sekiranya dapat meletuskan semangat nasionalisme Hindia yang bisa
mengancam kedudukan penguasa Belanda di Hindia. Dan pada akhirnya Minke ditangkap oleh pihak kepolisian
pimpinan inspektur Pagemanann yang memang sudah mengincarnya sejak lama.
Pangemanann berhasil menyingkirkan pemimpin utama sekaligus
otak pendirian Syarikat Minke dan membuangnya ke luar Jawa serta merenggut
dengan sembunyi-sembunyi semua harta milik R.M. Minke di tanah Jawa. Dengan
otak kolonialnya, Pangemanann juga membikin para generasi ‘pemikir’ Hindia, seperti
Siti Soendari, tersingkir dari papan percaturan kehidupan di Hindia. pangemanan
sendiri mengakui bahwa menghasut, menjilat, menindas, apalagi membodohkan
bangsa jajahan adalah watak dasar kolonial.
Sebenarnya, Pangemanan
mengagumi sekali pribadi Minke, Karena
kekagumannya pada Minke maka Pagemanann sendiri yang mengawal Minke ke tempat
pembuangannya di daerah Maluku. Setelah Minke dibuang, Pagemanann tetap saja
rajin menyelidiki kehidupan sang tokoh panutan. Pagemanann juga menyelidiki
tokoh-tokoh yang diceritakan Minke dalam buku-buku karyanya.
Pangemanann
sendiri merasa jijik dengan tugas tersebut. dengan pendidikan tinggi Eropa yang
telah dipelajarinya ia berlaku curang kepada orang yang tidak bersalah.Ia
menyadari itu, tetapi nurani kemanusiannya terkalahkan oleh akal dan semangat
kolonialnya. Harta, pangkat, kedudukan, dan jabatan telah membuatnya lupa akan
dirinya, lupa akan keluarganya, dan lupa akan siapa yang harus dibelanya.
Sangat disayangkan, ilmu setinggi itu terbungkam oleh nafsu keserakahan Eropa
sebagai bangsa penjajah.
Kematian Minke telah menyadarkan betapa hinanya
Pangemanann sebagai manusia. Pangemanann debaluti rasa penyesalan yang sangat
mendalam. Karena dialah penyebab
kematian Minke, seorang musuh sekaligus gurunya, orang yang selama ini selalu
dikaguminya sebagai seorang pribadi yang berprinsip dan sebagai seorang manusia
yang bebas.
Dalam penyesalan
yang amat besar itulah, Pangemanann melalui pembantunya, ia menyerahkan semua
tulisan-tulisan “Rumah Kaca”-nya beserta semua naskah milik R.M. Minke yaitu Bumi
Manusia, Anak Semua Bangsa, dan Jejak Langkah, kepada Madame Sanikem Le Boucq sebelum Pangemanann
memutuskan untuk pergi ke Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar