Hubungan Internasional Pasca Perang Dingin
Perang Dingin (Cold War)
ditandai dengan pembagian blok yang kentara antara Blok Timur pimpinan Uni
Soviet yang berhaluan komunis dengan blok Barat pimpinan Amerika Serikat yang
menganut kapitalisme. Hubungan internasional pada kurun waktu sejak berakhirnya
Perang Dunia II tak lepas dari kerangka Perang
Dingin.
Dominasi Uni Soviet dan
Amerika Serikat terhadap para sekutunya menyebabkan hubungan internasional
sangat dipengaruhi kepentingan kedua negara adidaya. Tidak mengherankan
muncullah blok-blok aliansi yang lebih didasarkan pada persamaan
ideologis.Hampir semua langkah diplomatik dipengaruhi oleh tema-tema ideologis
yang kemudian dilengkapi dengan perangkat militer. Pertentangan sistem
hidup komunis dan liberal ini sedemikian intensifnya sehingga pada akhirnya
perlombaan senjata tak dapat dihindarkan lagi karena dengan jalan menumpuk
kekuatan nuklir itulah jalan terakhir menyelamatkan ideologinya.
Oleh karena itu di tengah
pertentangan Blok Timur dan Barat itulah muncul apa yang disebut Negara
Non Blok. Indonesia menjadi salah satu pelopor berdiringa Gerakan Non Blok yang
banyak menarik perhatian negara-negara yang baru merdeka sesudah 1945. Cina
meskipun tergolong negara besar dan memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB,
namun menjadi salah satu anggota GNB hingga kini.
KEAMANAN REGIONAL
kondisi Kawasan Asia-Pasifik
menunjukkan bahwa track perkembangannya cenderung belum memiliki arah yang
jelas. Penyebabnya adalah peranan Amerika Serikat di kawasan ini. Sampai pada
suatu level yang cukup signifikan, AS masih menjadi pemain utama arah
kelanjutan peradaban Asia-Pasifik.”
Sekilas dipandang dari sisi
pertahanan kawasan Asia Tenggara akan tiba masanya dimana negara-negara ASEAN
akan bisa memposisikan diri terhadap masa depan sendiri tanpa campur tangan
asing yang sering datang dan mempengaruhi perkembangan kawasan. Di sisi lain,
selama ini ASEAN mampu untuk meredam berbagai gejolak yang akan timbul pada
masing-masing negara yang memiliki potensi konflik. Ini setidaknya membuktikan
bahwa anggota ASEAN boleh dikatakan berhasil memelihara perdamaian dan keamanan
regional.
Pada umumnya, orang berpikir
ASEAN harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi krisis keuangan Asia Timur
dan kekerasan yang penuh konsekuensi politik yang terjadi pada masing-masing
negara di ASEAN seperti halnya juga di Indonesia. Oleh karena itu, boleh
dikatakan bahwa selama beberapa tahun ke depan, ASEAN harus berubah jika ingin
mengikuti perkembangan keadaan di Asia Tenggara dan Timur.
MASALAH EKONOMI-POLITIK INTERNASIONAL
Setelah perang
dingin berakhir, komunis runtuh, Uni Soviet pudar dan blok komunisme hancur, AS
akhirnya menghadapi musuh barunya; negara-negara Eropa. Kelompok politik dan
kesatuan ekonomi ini telah menjadi musuh baru AS, sebab di satu sisi mereka
memang mempunyai kemampuan untuk menyaingi AS dalam perdagangan dunia. Di sisi
lain, negara-negara Eropa itu telah mulai bergerak untuk menggabungkan
negara-negara Eropa Timur ke dalam Uni Eropa, setelah negara-negara itu
melepaskan diri dari sosialisme, mengadopsi ide ekonomi Barat, dan menjalankan
sistem kapitalisme.
Kejatuhan sistem Bretton Woods menjelaskan peran kontradiksi
yang pertama yaitu antara ekspansi ekonomi global dan sistem mata uang yang
masih melekat pada nation-state. Superioritas perekonomian AS hanya berhasil
menopang sistem ini melawan kontradiksinya sendiri hingga akhir 1960an.
Sistem ini mulai goncang karena kemudian mengganggu kepentingan
kapitalisme AS, meski awalnya didirikan untuk untuk menjamin kepentingan dagang
AS itu sendiri. Serangan datang dalam bentuk kelimpahan (overhang) dollar AS di
pasar internasional, yang telah melampaui ketersediaan emas di Fort Knox.
Padahal ketersediaan emas inilah yang menopang nilai dollar AS. Jumlah dollar
yang beredar di luar AS meningkat dari 5 miliar dollar AS pada 1951, menjadi
38,5 miliar pada 1968. Sementara cadangan emas AS yang hanya senilai 23 miliar
dollar.
Rejim Bretton Woods gagal karena perkembangan luar biasa dari
perdagangan dunia dan investasi global yang dihasilkannya tidak dapat diwadahi
oleh sistem regulasi nasional. Setelah berbagai upaya mempertahanankan agar
sistem ini tetap menguntungkan AS kandas, pada Agustus 1971, Nixon akhirnya
mengkhianati Bretton Woods Agreement. Pada 1973, rejim nilai tukar mengambang
(free floating system) dimulai.
HAK ASASI MANUSIA
penekanan Barat terhadap HAM akan
mempengaruhi nada dan tekstur hubungan internasional pasca Perang
Dingin.Menurut Kausikan, isu-isu HAM menyangkut soal upah, kondisi bekerja,
serikat buruh, standar hidup, hak-hak wanita dan anak-anak, hiburan dan waktu
cuti, keamanan dan tunjangan sosial serta lingkungan. Ia melihat telah
terjadi pemaksaan dari Barat untuk menentukan standar HAM yang seharusnya
dilaksanakan negara-negara di Asia misalnya.
masalah yang menyangkut hak
asasi manusia, dari sudut manapun ditinjaunya, akan memberikan dampak terhadap
politik luar negeri suatu negara. Hal itu juga berarti bahwa kontak satu
entitas politik dengan entitas lainnya akan mendapat bobot soal HAM ini.
Dalam kasus HAM dan juga
demokratisasi sebagai contoh dapat dilihat bagaimana Uni Eropa dan Amerika
Serikat bersikap terhadap Myanmar. Negeri yang pernah melakukan pemilu tahun
1990 yang dimenangkan Liga untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi ini
terpaksa harus hidup dalam situasi darurat terus menerus.Untuk menjaga keadaan
darurat itu, militer Myanmar membentuk apa yang dinamakan Dewan Pemulihan Hukum
Negara dan Ketertiban (State Law and Order Restoration Council). Sampai tahun
1997, SLORC masih bertahan atas nama ketertiban negara. Melalui Konvensi
Nasional sedang disusun konstitusi yang kemudian akan melahirkan pemilihan umum
DEMOKRASI
Tegaknya demokrasi sangat terkait
dengan tegaknya komponen atau unsur dalam demokrasi itu sendiri.
Komponen – komponen itu antara lain : negara hukum, masyarakat madani, partai
politik, dan pers yang bebas dan bertanggung jawab.
pentingnya reformasi pertahanan dalam konteks
demokratisasi politik, serta agenda reformasi pertahanan itu sendiri bagi
Indonesia. Setidaknya ada dua alasan mengapa reformasi pertahanan negara
menjadi suatu keharusan dalam demokrasi. Pertama, alasan prinsipil/normatif
akibat perubahan politik ke arah demokrasi. Kedua, alasan praktis akibat adanya
kebutuhan nyata dalam masyarakat transisi.
Bisa dikatakan bahwa Indonesia
sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia, berkat keberhasilan
mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi. keberhasilan Indonesia dalam
bidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang
hingga saat ini beberapa di antaranya masih diperintah dengan ‘tangan besi’.
Indonesia juga bisa menjadi contoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat
berjalan seiring dengan upaya pembangunan ekonomi.
keberhasilan Indonesia dalam
bidang demokrasi yang tidak banyak disadari itu, membuat pihak luar
termasuk asosiasi Internasional
Konsultan politik (LAPC), membuka mata bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan
tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Prestasi tersebut juga
menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu era baru di
Asia yang demokratis dan makmur.
ISU LINGKUNGAN HIDUP
Lingkunan hidup
adalah satu-satunya isu global yang mungkin bisa menyaingi isu terorisme.
Dibalik dari dampaknya, penataan lngkungan hidup yang semrawut bisa memakan
korban lebih besar ketibang aksi terorisme. Banjir, longsor, badai dan puting
beliung adalah beberapa contoh bencana alam yang disebabkan adanya gangguan
pada lingkungan hidup.
ada enam permasalahan lingkungan
hidup yang harus ditemukan jawabannya.
- Makanan: diperkirakan 1 dari 6 orang di dunia menderita kelaparan dan gizi buruk
- Air: diperkirakan pada tahun 2025, dua pertiga orang di dunia akan mengalami krisis air yang parah
- Energi: produksi minyak bumi mencapai puncaknya dan mulai menurun pada tahun 2010
- Perubahan Iklim: tantangan terbesar adalah perubahan iklim, ang menyebabkan meningkatnya badai, banjir, kekeringan dan hilangnya spesies
- Keanekaragaman hayati: Bumi yang sekarang telah memasuki tahap kepunahan spesies keenam terbesar
- Polusi: bahan kimia berbahaya ditemukan di semua generasi baru dan diperkirakan satu dari empat orang di dunia terpapar polusi udara yang tak sehat
bila benar demikian, artinya
sejak lima tahun lalu, prediksi hilangnya generasi dan hilangnya kehidupan
telah dikumandangkan semakin kencang. namun tak jua ada upaya perbaikan pola
konsumsi, khususnya di negara-negara utara. tidak adanya komitment Amerika
Serikat dalam menurunkan emisi, merupakan sebuah gambaran yang sangat jelas
dari upaya negara tersebut untuk mempercepat kehancuran bumi.
REFERENSI
- Sudarsono, Juwono , State of the Art Hubungan Internasional: Mengkaji Ulang Teori Hubungan Internasional dalam Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan. Jakarta, Pustaka Jaya, 1996.
- Mas’oed Mohtar, Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta, LP3ES, 1990
- www.google.com/pasca perang dingin
- www.google.com/keamanan regional
- www.google.com/demokratisasi pasca perang dingin
- http://beritasore.com/2007/07/30/asean-nantikan-konsensus-zona-bebas-nuklir-asean-2012/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar