"Don't be afraid of change... you may lose something good, but you may gain something even better (ง •̀_•́)ง "

Minggu, 31 Maret 2013

DUA PUTRI YANG DITUKAR KEKUASAAN

"KISAH DUA PUTRI PRESIDEN SBY"

Kisah ini bermula pada tahun 1968, saat seorang anak tentara bernama Susilo Bambang Yudhoyono, yang akrab dipanggil Sus oleh teman dan keluarganya, lulus SMA Negeri Pacitan Jawa Timur. Sus yang sekarang lebih akrab dipanggil SBY kemudian melanjutkan kuliah di salah satu universitas negeri di kota Surabaya.

Di Surabaya inilah SBY menimba ilmu, dan sebagaimana remaja umumnya, banyak berkenalan dengan berbagai wanita. Di antaranya para wanita terdapat seorang wanita berdarah campuran Jawa-Philipina yang bernama Ida, mereka memadu kasih dan berikrar sehidup semati.

Pada tahun itu pula mereka melangsungkan pernikahan dengan Ida disebuah kantor catatan sipil di jakarta. Akibat pernikahannya itu kuliahnya pun mulai terganggu dan berantakan, apalagi saat itu SBY belum memperoleh penghasilan tetap. Kemudia hadirlah dua puteri dari perkawinan tersebut, yaitu Adinda dan Devi. Beban hidup pun semakin terasa beratnya. Kemudian mereka pindah ke Malang, SBY kuliah di pendidikan guru SLP (PGSLP).


Masuk Akabri meninggalkan anak dan Istri.

Pada tahun 1970 SBY mencoba peruntungan dengan niat, akan memperbaiki masa depannya dengan melamar menjadi kadet Akabri sekaligus melanjutkan cita-cita masa kecilnya dan memenuhi harapan ayahnya. Namun apa daya, salah satu persyaratan adalah pelamar tidak boleh beristri (harus masih lajang). SBY pun meminta pengertian istrinya dan memohon keihklasannya untuk "menyembunyikan status perkawinannya agar diterima di Akabri.

Kamis, 28 Maret 2013

Ini Alasan SBY Layak Jadi Ketum Versi Fraksi Partai Demokrat

Penulis : Sabrina Asril | Kamis, 28 Maret 2013 | 12:53 WIB


Ini Alasan SBY Layak Jadi Ketum Versi Fraksi Partai Demokrat 

KOMPAS.com/Sandro GatraPresiden Susilo Bambang Yudhoyono


JAKARTA, KOMPAS.com — Dua hari menjelang perhelatan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat, suara dukungan terhadap Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi ketua umum partai itu terus menguat. Bahkan, fraksi yang mewakili partai ini di Dewan Perwakilan Rakyat merasa perlu membuat pernyataan dukungan, lengkap dengan alasannya.

"Fraksi Partai Demokrat mendukung penuh pencalonan Bapak SBY selaku ketua umum Partai Demokrat," ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf dalam jumpa pers di Kompleks Parlemen, Kamis (28/3/2013). Dia mengatakan, ada beberapa pertimbangan Fraksi Partai Demokrat di DPR yang mendukung SBY sebagai ketua umum.

Pertama, SBY sebagai Presiden dari 2004 sudah menunjukkan prestasi dengan mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 6,5 persen. Padahal, ekonomi dunia saat ini masih dilanda krisis.

Selasa, 05 Maret 2013

Anggota TNI "Praka Adi Purwanto" Tewas Disangkur

Sebelum Tewas, Sempat Sebutkan Pelaku Pembunuh
TEBINGTINGGI-Praka Adi Purwanto (28) anggota TNI-AD yang bertugas di Yonif 131 Payakumbuh Sumatera Barat akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan itensif di RSUD dr Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi. Adi yang sebelumnya bertugas di Kota Ambon Maluku ini sebelumnya ditikam dengan sangkur oleh orang tak dikenal (OTK) di dekat kediamannya di Dusun III Desa Penggalangan Kecamatan Tebingsyahbandar Kabupaten Serdangbedagai, Sabtu (3/11) sekira pukul 21.00 WIB. Adi mengalami luka robek di perut hingga nyawanya tak lagi tertolong.
PROSESI PEMAKAMAN: Almarhum Praka Adi Purwanto dimakamkan secara upacara kemiliteran TNI AD untuk dilepas  TPU Pulau Kaman, Serdangbedagai, Minggu (4/11).//sopian/sumut pos
sopian/sumut pos
PROSESI PEMAKAMAN: Almarhum Praka Adi Purwanto dimakamkan secara upacara kemiliteran TNI AD untuk dilepas ke TPU Pulau Kaman, Serdangbedagai, Minggu (4/11).
Menurut ayah korban, Warsito (55), Praka Adi Purwanto pulang dari tugasnya dengan mengambil cuti seminggu sebelum masuk ke Yonif 131 Payakumbuh dimana tempat dia bertugas. Selain cuti, Adi berencana