"Don't be afraid of change... you may lose something good, but you may gain something even better (ง •̀_•́)ง "

Rabu, 18 April 2012

~ PETANI KU ~

dipost oleh Yunita Ardha Ritonga pada 5 Agustus 2010 pukul 4:33 ·


Pajar mulai menyongsong menyapa hari.. Kicau burung serta kokok ayam seraya berkumandang bergantian, sambil membangunkan orang-orang yang masih terlelap dalam mimpi.

Suara adzan subuhpun terdengar... Maka kewajiban terus memanggil.., sejuk terasa begitu menggema dijiwa.. Rasa ngantuk yang tadinya sulit tuk terbuka, kini dengan mudahnya menghilang seketika..

Namun,,ada yang menggagu pikiranku..,,suara gemuruh yang memcahkan kesunyian.. Aku bingung siapakah orang yang hendak bergegas disubuh buta bgni?? Sedari tadi aku mendengar suara brisik buka-tutup pintu yang tak kunjung henti.. Aku begitu kesal dan menggrutu dalam batinku.."apa mereka tak paham, kalau ini masih subuh??" aku tak bisa melanjtkan tidurku.. Huff [sial,,pkirku].

Ku singkap tirai jendela dengan penuh rasa penasaran bercampur rasa kesal.. Sambil berharap,,aku segera mengetahui siapa orang yang sedari tadi membuat hatiku jengkel...

Samar2 memang karna hari belum begitu terang... Ku lihat spasang suami-istri paruh baya,,yang sedang berkemas2 untuk menyiapkan perlengkapan menuju padang sawah yang mereka kelola..

Sjenak aku terdiam terpaku mlihat kedua orang itu.. Aku menyesal telah berburuk sangka pada mereka.. Bukankah yang mereka kerjakan itu mulia? Bodoh..*grutuku sambil penuh rasa sesal..

Oh petani ku,,,begitu besar perjuangan mu.. Kau tak ngenal lelah,,kau juga tak mengharap balas yang melimpah ruah.. Engkau ikhlas dalam berkarya.. Engkau sungguh mulia petaniku..

Kulit di tubuhmu hitam pekat terbakar oleh panasnya matahari, jejari tanganmu mengeras seolah membatu karna sebuah pacul yang slalu kau ayunkan untuk membajak tanah, kaki mu hancur membusuk yang terendam air setiap hari, keringatmu tak terhingga banyaknya yang terbuang, dan tenagamu habis terkuras demi kebutuhan orang banyak.. Sampai2 kau tak sadar,kalau tubuhmu kini kian kurus mengering...

Petani ku yang mulia.. Maafkan aku,,kami dan semua yang tak pernah menghargai jasa mu.. Kami begitu bodoh tak menyadari sulitnya usahamu dalam mendpatkan sesuap nasi.. Sementara kami yang tak tahu malu ini,, sering menolak makan hanya karna nasi yang keras dan tak enak,, selalu membuang nasi karna telah merasa kenyang,,selalu lebih menghargai makanan2 yang mahal. Kami memang manusia yang sombong...

Oh petani ku... Kini aku sadar,,betapa besar usahamu.. Kau harus pergi dipagi2 buta, kau harus menahan luka ditubuhmu, kau harus lari sana-sini menjaga bulir padi agar tidak dimakan burung, kau harus pulang dengan hari yang kian menggelap.. Bahkan kau takkenal yang namanya hari libur..

Petaniku... Jayalah slalu...!!!!
kini aku akan lebih mengHargai yang namanya "Sebutir NASI".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar