"Don't be afraid of change... you may lose something good, but you may gain something even better (ง •̀_•́)ง "

Kamis, 05 Maret 2015

Penjual Koran

Setiap pagi dia menjajakan koran di kampus tempat aku menuntut ilmu selama empat tahun. ketika orang belum banyak yang datang, dia sudah berada di area kampus. pertama kali aku memijakkan kaki di kampus ini, mataku tertuju pada sosok anak kecil penjual koran. setiap pagi aku bertemu dengannya, namun saat itu aku hanya memperhatikannya dari kejauhan. ya, itu karna aku adalah mahasiswa baru yang sedang mengikuti masa orientasi di kampus.

Terkadang aku sesekali membeli koran yang sedang ia jajakan ketika kami para mahasiswa baru sedang beristirahat dari kegiatan orientasi. Rp 1000 adalah harga dari koran yang dia jual kepada kami. harga yang tidak begitu mahal tetapi rasanya sulit untuk habis terjual semua dengan cepat. mungkin karena ini jaman sudah canggih. orang bisa mendapatkan berbagai informasi di seluruh dunia dengan mudah dan gratis. yaitu dengan mengakses internet.
Rasanya untuk jaman sekarang, hampir 90% mahasiswa telah memakai handphone pintar. jadi sedikit sulit mengeluarkan uang seribu untuk membeli koran.

Singkat cerita, hari itu aku datang lebih awal ke kampus karena memang ada matakuliah yang masuk pukul 07.00wib. aku tiba dikampus jam 06.40wib. keadaan kampus masih sangat sepi. hanya ada beberapa mahasiswa. kemudian aku duduk dibawah pohon depan kampus sambil menunggu teman-teman yang lain datang.
Tiba-tiba seorang anak kecil yang selama ini kuperhatikan, datang menghampiriku dan menawarkan koran yang sedang dibawanya. kemudian kuputuskan untuk membeli, tapi bukan karena penasaran akan isi dari koran tersebut. aku hanya ingin berkenalan dengannya. karena aku salut dengan kegigihannya.


Setelah ku bayar, aku menyuruhnya untuk duduk disampingku. kemudian aku menanyakan namanya..

A : Boleh kenalan? siapa namanya dik?
B : Boleh mba, namaku bram
A : Ohh, kren ya namanya (candaku sambil tertawa)
B : (sambil tersenyum) hehee iya mba..
      Mba mahasiswa baru ya? cepat banget datangnya?
A : iya nih, kan mau jadi mahasiswa teladan heheee (candaku lagi)
      gak kok, mba datang cepat karna ada kuliah jam 7
B : oh.. pantesan mba datang cepat (sambil tersenyum)
A : kalau boleh tau, umurnya berapa bram? kamu tidak sekolah?
B : 8 tahun. aku sekolah kok mba (jawabnya dengan semangat)
A : sekolah??? (aku penasaran + curiga) anak ini bohong apa gimana pikirku..
      kalau sekolah, kenapa jam segini masih dikampus?
B : aku sekolah mba, aku sekarang kelas 2 SD (bahkan waktu itu dia menyebutkan nama
      sekolahnya). aku sekolah masuk jam 10 siang. jadi sebelum jam 10 aku jual koran
      kekampus ini (jawabnya dengan tenang).
A : Wow,,, kamu hebat bram... mba kagum sama kamu (pantesan dia selalu
      bawa tas, ternyata perlengkapan sekolahnya ada di dalam tas tersebut).
B : bantu orang tua cari uang mba (jawabnya dengan polos)
A : kalau boleh tau lagi, kamu dapat berapa dari hasil jual koran?
      trus setiap hari ngejual berapa banyak?
B : aku dapat Rp 250 per korannya mba. harga koran itu aku ambil dari agen
      seharga Rp 750. setiap hari biasanya aku berani ngambil ke agen sebanyak 20buah.
A : itu kamu ambil dari agen langsung bayar kontan/cast?
B : gak mba, aku bayar ke agen kalau semua udah laku..
A : hmm.... kalau misalnya masih ada beberapa yang gak laku gimana? tetap di bayar?
B : gak mba, kalau ada yang gak laku ya dikembalikan ke agen. tapi biasanya, kalau
      masih ada yang belum terjual, aku simpan di tas. nanti pas pulang sekolah,
      aku jualan lagi..
A : woww, benar-benar hebat kamu bram... mba salut sama kamu (kagum ku)
B : hehee mba ini ada-ada aja. mba, aku pergi dulu ya,, udah mulai ramai orang-orang disini..
A : oh iya, maafin mba ya bram, udah ganggu waktu jualan kamu... (ngerasa bersalah)
B : gak apa-apa mba... (dengan senyuman sederhana penuh makna)

Ya,,, benar saja, aku semakin mengagumi sosok penjual koran itu. bram... nama yang lucu, selain itu  jawaban-jawaban yang dilontarkan atas pentanyaanku rasanya lebih dewasa ketimbang usianya. mungkin keadaan yang memaksanya untuk berfikir dewasa. aku sungguh terharu padanya. aku terus melihatnya menjajakan koran dari gedung yang satu ke gedung yang lain. bahkan tak sedikit mahasiswa lain yang memanggilnya untuk membeli koran yang dibawanya. itu bisa jadi keuntungan buatnya, tanpa menawarkan dagangannya, sudah ada yang mencarinya.

Sejak perbincangan itu, aku mulai sering membeli koran dagangannya. setiap aku ketemu dikampus, sebisa mungkin aku tak melewatkan untuk membelinya. bahkan aku pernah dengan sengaja berpura-pura tak melihat dia yang lagi lewat di depan kelasku,, tetapi dia kemudian melirik kelas itu apakah ada dosennya. dan setelah dia tau tidak ada dosen dikelas itu,, dia masuk ke kelas dengan tersenyum sambil menghampiriku.. seperti biasa, menawarkan korannya. itu yang aku suka pada bram.. dia begitu semangat dalam menemui pembeli.
Bahkan, teman-teman dikelas ku sering membayar korannya dengan harga lebih. dia selalu tak lupa berterima kasih. di anak yang luar biasa..

Terkadang aku dan teman-teman suka memanggilnya kalau dia lewat saat kami sedang makan di kantin. dia selalu sedang hati mengambil apa saya yang kami tawarkan padanya dan beruntungnya lagi, aku punya teman-teman yang dermawan. itulah yang membuat kami dekat dengan bram. biasanya kalau sedang di kelas, kami kehabisan tisu (maklum cewe hehehe) kami manggil bram untuk minta tolong belikan tisu dikantin dia selalu mau... (makasih ya bram, mba gak akan lupa semua kebaikanmu) :'(

Biasanya kalau aku punya cita-cita atau keinginan, aku selalu bernazar. dan sebisa mungkin nazarku itu ku bayarkan pada bram. menurutku dia yang pantas menerimanya. bahkan pernah suatu saat aku ingin membayar nazarku. aku mencari-cari dia hampir 2minggu tapi tidak ketemu juga. akhirnya ada temanku yang ketemu bram di lampu merah dekat gerbang kampus. terus dengan isenggnya temanku bilang ke bram..

"bram,, kamu udah lama loh dicariin sama mba kamu, katanya kok gak pernah nongol dikampus lagi, besok kekampus ya, besok ada kuliah pagi".

dan benar saja, pagi itu akhirnya aku ketemu donk dengan bram. trus dia senyum-senyum (mungkin sudah tau bakalan dapat angpau heheee). trus aku tanya kenapa udah lama dia gak julan koran di kampus ini lagi. tapi dia senyum aja... cuma bilang "gak apa-apa mba" nanti aku bakalan jualan si fakultas mba ini lagi kok, tenang aja (jawabnya cengengesan)..

dari hari itu aku jarang sekali bertemu dengannya, ditambah lagi jadwal kuliahku yang mulai lenggang. maklum semester tua.. jadi kuliahnya cuma bimbingan skripsi doank heheee. sampai aku tersadar sudah lama tak bertemu dengannya. akhirnya aku panggil penjual koran yang seumuran dengan bram..

A : dik, beli korannya donk..
M : ini mba (sambil nyodorin koran)
A : ehh, namanya siapa dik?
M : Mahendra mba...
A : hahaaaa kren-kren amat sih nama kalian ini (candaku)
      ehh, mba boleh nanya lagi?
M : bolehlah mba, nanya apa?
A : kenal sama penjual koran yang seumuran kamu, namanya bram?
M : ohh.. iya mba kenal.. kenapa?
A : gak ada nanya aja, kok gak pernah masuk ke FISIP lagi ya?
M :ohh, iya mba, dia tukeran sama aku. dia sekarang jualannya di FKIP
A : hah? kok gitu?
M : iya mba, biasalah tukeran lokasi heheee
A : hmmm...

Tepat pada tanggal 27 Desember 2012 aku di Wisuda. sebelum masuk ke gedung wisuda, aku berdiri disamping gedung menunggu orang tua ku datang. ehh tanpa sengaja bram memanggil aku..

B : mba... mba.... ini bram (muka lesu)
A : eh, kamu bram.. kemana aja? mba gak pernah liat (sedih)
B : mba... mba wisuda ya? (suaranya parau)
A : hahaaa iya donk bram, kan kamu lihat mba udah pake toga..
      masak mau kepantai (candaku)
B : mba... gak beli koran?

Sesaat aku langsung terdiam (rasanya air mata ini tak tertahan lagi) sudah jelas aku akan masuk ke gedung wisuda buat penyematan gelar, mana mungkin beli koran. tapi aku tau maksudnya, mungkin dia tidak tau lagi harus ngomong apa.. hikss hiksss... :'(
waktu itu aku tak memegang dompet, tapi ada beberapa ribu yang sengaja aku bawa buat beli minuman. akhirnya duit itu kuberikan pada bram dan kemudian...

B : mba, ini korannya (sambil nyodorin 2buah koran)
A : gak bram, mba mau masuk ke gedung.. itu buat kamu aja
B : makasih banyak ya mba, semoga lancar acaranya aminnn (kemudian dia terdiam)
A : mba diluan ya bram... (pergi tanpa melihatnya lagi) :'(

Tiga tahun telah berlalu, hari ini aku memutuskan untuk menulikan kisah ini di blog ku. saat menulis ini aku sungguh sedih.. aku rindu pada bram... sangat merindui bocah kecil yang punya semangat tinggi dalam menjalani getirnya kehidupan ini. wah.. apa kabar kamu ya bram? mungkin kamu sekarang sudah SMP ya??? semoga Allah selalu melindungimu... baik-baik ya sayang sekolahnya

:'( :'(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar