oleh Yunita Ardha Ritonga pada 18 Mei 2011 pukul 13:26
Seperti biasa, aku hadir dalam keseharian yang melelahkan..
Tak perduli cuaca panas, hujan, gerah dan mendung..
Yang penting ini adalah rutinitas kewajiban..
Kadang jenuh mulai menghampiri,
Kadang jenuh mulai menghampiri,
menyapa diri hinggap tak terkendali..
Aku bosan, aku jenuh, aku lelah,
dan aku muak dengan hari-hari ku..
Stiap mentari mulai menyingsing di ufuk barat,
Stiap mentari mulai menyingsing di ufuk barat,
seribu aktivitas pun telah menanti..
Kala siang menjelang, rasa malaspun kian menjalar di ujung kepenatan...
Dan pada akhirnya, malam menyapa, dalam lena aku berkhayal, membayangkan esok pagi akankah datang lagi?
Kadang aku berfikir, begitu melelahkan perjalanan hidup ini..
Kadang aku berfikir, begitu melelahkan perjalanan hidup ini..
Kusapa siapa saja, dan ku tanya, hai kalian??
Sebenarnya kita untuk apa??..
Namun, ku yakin semua menertawakan ku..
Namun, ku yakin semua menertawakan ku..
Menganggap aku tak waras...
Aku tetap enggak perduli org lain berkata apa,
Aku tetap enggak perduli org lain berkata apa,
aku cuma mau jawaban atas pertanyaanku.. Hanya itu.
Aku belajar untuk bekerja,
Aku belajar untuk bekerja,
aku bekerja untuk hidup,
lalu hidup ini untuk apa???
Huuff, entahlah... Aku sendiripun tak mengerti,
Huuff, entahlah... Aku sendiripun tak mengerti,
knp aku bisa bertanya seperti
itu..
Mungkin inilah caraku menghadapi kejenuhan atas rutinitasku..
Ini mungkin bukan puisi yang romantis..
Ini juga mungkin bukan omongan yang melankolis..
Dan Ini juga mungkin bukan karya yang dramatis..
Ini hanya ungkapan hati yang miris karena pesimis.. Jadi Tak perlu komentar yang mematahkan karya ku.
Ini mungkin bukan puisi yang romantis..
Ini juga mungkin bukan omongan yang melankolis..
Dan Ini juga mungkin bukan karya yang dramatis..
Ini hanya ungkapan hati yang miris karena pesimis.. Jadi Tak perlu komentar yang mematahkan karya ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar